Ya sudah bu, sekarang saya antara Bunda pulang, di mana rumah Ibu?”
“Tidak perlu den, sang Mbok tidak perlu diantarkan”.
“Mengapa Mbok, inikan sudah malam, tidak apapun Mbok saya antara ya?”
Cersex Mama – Sang mbok ini tidak menjawab pertanyaanku dan cuma merunduk lemas dan saat dianya ingin menjawab, dari ujung trotoar mencul anak kecil sekalian bawa bekicot.
“Ini Mbok bekicotnya, agar cedera Mbak Tika cepat pulih”.
Ibu itu terima bekicot dari gadis itu, memecahkannya pada tahapan ujung dan memoleskannya diluka gadis yang kenyataannya namanya Tika. Tetapi, Sehabis kelar memoleskan, simbok itu mengandeng Tika dan adiknya ingin pergi. Saat sebelum mengambil langkah jauh, saya hadang dan berusaha untuk membawanya pulang.
“Simbok ingin pulang.., saya antara ya Mbok, kasihan Tika jalannya pincang”.
“Ngaak perlu den, simbok..”.
“Mengapa Mbok, tidak sungkan-sungkan, ini kan sudah malam, kasihan Tika Mbok..”.
“Simbok ini tidak punyai rumah den, sombok hanya gelandangan”.
Saya sebelumnya pernah benggong dengar jawaban simbok ini, pada akhirnya saya memutuskan untuk ajaknya ke rumahku mesikipun cuma untuk malam hari ini saja. Makin jelas saya kasihan pada mereka.
“Ya sudah Mbok, kalian dan ke-2 anakmu itu malam hari ini bisa tidur dirumahku”
“Tetapi ndoroo..”.
“Telahlah Mbok, ini kan untuk membayar kekeliruanku karena menubruk Tika”.
Dari informasi yang saya bisakan di dalam mobil saat lagi perjalanan pulangp, simbok ini kenyataannya ditinggalkan suaminya waktu memiliki kandungan adiknya Tika, yang pada akhirnya saya kenali namanya Intan. Simbok ini yang kenyataannya namanya Inem, umurnya lebih kurang 42 tahun, dan anaknya sang Tika umurnya 14 tahun dan Intan baru 11 tahun. Tika sebelumnya pernah lulus SD, dan Intan cuma sebelumnya pernah nikmati kursi SD kelas 4.
Sehabis sampai di rumah, Mbok Inem dan ke-2 anaknya langsung saya suruh mandi dan makan malam. Kenyataannya simbok, Tika dan Intan tidak bawa pakaian mengganti menjadi sehabis mandi pakaian yang dipakainya ya masih tetap tadi. Walau sebenarnya pakaian yang dipakai ke-3 ny sudah tidak patut untuk dipakai kembali. Simbok memakai daster yang kusam dan sobek dimana-mana dan Tika dan Intan sama juga kusam dan penuh jahitan dimana-mana. Esok yang kebenaran hari minggu, saya bisa dibuktikan memiliki gagasan membelikan pakaian buat mereka bertiga. Saya bisa dibuktikan tipe orang yang tidak dapat melihat ada seseorang menanggung derita. Kata kawan-kawan sich, saya termasuk orang yang memiliki jiwa sosial yang lebih tinggi.
“Tika dan kalian Intan makan yang cukup banyak ya.. agar cepat besar..”.
“Inggih Ndoro.., bisa tidak jika Intan habiskan semua, karena Intan sudah dua hari tidak makan”.
“Bisa nduuk.., Intan dan Tika bisa makan sepuas hati di sini”.
Dimulai dari sini awalnya dari penjelajahan seksku. Sehabis jadwal makan malam kelar, ke-3 nya saya suruh tidur di dalam kamar belakang. Lebih kurang jam 1 malam sehabis saya kelar menonton jadwal TV yang menjemukan, saya ke arah kekamar belakang untuk meneggok kondisi mereka. Saat saya masuk kekamar mereka, jantungku segera berdeguk cepat dan keras saat saya melihat daster Mbok Inem yang terkuak sampai ke pinggang.
Kenyataannya dibalik daster itu, Mbok inemku ini memiliki paha yang benar-benar mulus dan dibalik CD nya yang kusam dan sobek pada tahapan depannya berkesan secara jelas jembutnya yang tebal dan hitam. Pikiranku langsung melayang-layang dan kontolku yang masih tetap perjaka ini segera berontak.
Sehabis cukup tenang, tanganku segera bergerilnya mengelus paha mulus Mbok inemku ini. Sehabis senang mengelus pahanya, saya mulai menjilat-jilati ujung paha dan kelar dipangkal pahanya. Saya sebelumnya pernah ingin muntah saat mulai menjilat-jilati klitorisnya. Di muka barusan kan saya sudah katakan jika CD Mbok ku ini sobek pada tahapan depan.., menjadi clitnya berkesan secara jelas. Dan yang membuat saya ingin muntah adalah wewangian CDnya. Ya.. mungkin sudah beberapa hari tidak dicuci. Sehabis lebih kurang 13 menit saya jilati clitnya dan kenyataannya Mbok inemku ini tidak ada reaksi.. ya mungkin terlampau lelah shingga tidurnya nyenyak sekali, saya mulai mengeluarkan kontolku dan mulai saya gesek-gesekkan di clitnya. Saya tidak berani melapas CDnya takut dianya bangun. Ya.. saya cuma berani mengocak kontolku sekalian melihati clit dan teteknya. Kenyataannya Mbok inemku ini tidak memakai BH menjadi puting payudaranya sebelumnya pernah mencolok dibalik dasternya. Saya tidak berani untuk memerah teteknya karena takut Mbok Inem akan bangun.
Sedang asyik-asyiknya saya mengocak kontolku, sang Tika bangun dan melihat ke arahku. Tika sebelumnya pernah ingin teriak dan untung saja saya cepat tutup mulutnya dan memimta Tika untuk diam. Sehabis Tika diam, sehubungan saya sudah tanggung, makin saja saya kocok kontolku. Tika yang masih tetap terduduk lemas karena mengantuk, tetap melihat tangan kiriku yang mengocak kontolku dan tangan kananku menyeka-usap paha mulus ibunya.
Sekalian meperbuat kegiatanku, saya pandangi sang Tika, gadis kecil yang sangat polos, dan saya saksikan kadang-kadang Tika melihat mataku makin beralih ke paha ibunya yang saya elus-elus berkali-kali. Sehabis lebih kurang 8 menit berakhir, saya tidak kuat , dan pada akhirnya “.. croot.. crrott.. croot..” ada 6 kali saya tembakkan pejuhku ke clit Mbok inemku ini.
Saat saya mengeluarkan pejuhku, sang Tika tutup matanya sekalian merengkuh ke-2 kakinya. Di saat tersebut saya tanpa menyengaja melihat pangkal pahanya dan kenyataannya.., tikaku ini tidak memakai CD. Saat saya sedang melihat memeknya Tika, dianya katakan..
“Ndoro.. mengapa pipis di memeknya simbok”. saya sendiri sebelumnya pernah terkejut dengarnya.
“Nduuk.. itu agar ibumu tidur pulas..”.
“Ndoroo.. Tika kedingingan.., Tika ingin pipis.. tetapi Tika takut ke kamar mandi..”.
“Ya.. sudah Nduk.. mari saya antara ke kamar mandi”.
Tika selanjutnya saya mengajak pipis ke toilet di dalam kamar tidurku. Saya sendiri ingin pipis, makin Tika saya suruh jongkok dimukaku. Tika selanjutnya bawa roknya dan.. suur.. cukup banyak sekali air seni yang keluar memeknya. Saya sendiri cuma sedikit kencingku. Sehabis jadwal pipisnya kelar, Tika saya gendong dan saya dudukkan di tepi ranjangku. Lantas saya dekap dan saya belai halus rambut panjangnya yang sampai ke pinggang.
“Ndoro.. Tika belum cebok.. nantinya memeknya Tika wewangian lho.. Ndoro..”.
“Tidak apapun Nduk.. agar nantinya Ndoro yang bersihkan memeknya Tika.. Tika bobok di sini ya.. sama ndoromu ini..”.
Selanjutnya Tika saya angkat dan mulai saya baringkan di tempat tidur empukku ini. Tangganku mulai aktif membelai rambutnya, pipinya, bibirnya.. dan payudaranya yang cukup montok. Di saat tanganku mengelus pahanya..
“Ndoro.. mengapa menyeka-usap kaki Tika yang lecet..”.
“Oh ya Nduk.. Ndoro lupa..”.
Tahu sendirilah, saya bisa dibuktikan sangat sudah horny untuk mencicip Tika, gadis kecilku ini. Pikirkan pembaca, disebelahku ada gadis 14 tahun yang demikian polos, dan dianya diam saja saat tanganku mengelus-elus semua badannya.
Pembaca.. bagaimana sudah belum ngebayanginya.. sudah belum..! sudah yaa.. saya semakinin ceritanya.
Selanjutnya saya jongkok antara kakinya dan mulai saya sibak rok yang dipakai Tika sampai ke pinggang. Sekarang terpampanglah di depanku seorang gadis kecil umur 14 tahun denga bibir kemaluan yang masih tetap belum sempat banyak bulu. Sehabis pahanya saya kangkangkan, terpangpanglah segaris bibir memek yang dikanan-kirinya cukup mengelembung.., eh tujuanku gembul.
Dengan jemari telunjuk dan Bunda jemari saya berusaha untuk menyingkap isi didalamnya. Dan kenyataannya.. didalamnya merah muda, basah karena ada tersisa pipisnya tadi itu lho dan cukup mengkilat.
Tangankupun mulai mengelus memek keperawanannya, dan kadang-kadang saya pijit, pelintir dan saya tarik-tarik klitorisnya. Ake sendiri bingung clitnya tikaku ini ukuran tidak kalah sama ibunya.
“Aduuh.. Ndoro.. memeknya Tika diapain.. Ndoro..”.
“Tenang Nduk.. tidak apapun.. Ndoro ingin nyembuhin cedera kalian kok.. Tika diam saja yaa..”.
“Inggiih.. Ndoro..”.
Sehabis Tika tenang, aku juga mulai menjilat-jilati memeknya dan bisa dibuktikan ada rasa dan wewangian pipisnya Tika.
“Ndoro.. jangaan.. Tika malu ndoroo.. memek Tika kan berbau..”.
Saya bahkan juga sebelumnya pernah masukkan jariku ke lubang perawannya dan mulai saya kocok-kocok dengan perlahan. Tikapun mulai menggeliat dan mengusung-angkat bokongnya.
Aku juga mulai mengisap memeknya Tika dengan kuat dan saya saksikan Tika menggigit bibir bawahnya sekalian kepalanya digoyangkan kekanan kiri.
“Ndoroo.. geli Ndoro.. memeknya Tika diapain sich ndoroo..”.
Aku juga tidak perduli dengan kondisi Tika yang kakinya menyepak-nendang dan tangannya mencekram seprei ranjangku sampai sobek dimana-mana. Dan pada akhirnya..
“Ndoroo.. sudah Ndoro.. Tika ingin pii.. piis dahulu Ndoro..”.
Dan selang beberapa saat “Ssuur.. suur.. suur..”
Cukup banyak sekali cairan hangatnya banjiri mulutku. Saya berusaha semaksimal mungkin untuk menelan semua cairan memeknya yang mungkin baru pertama ini hari dikeluarkannya.
Sehabis kujilati dan kuhisap sampai bersih, aku juga berbaring disampingnya dan tidak lebihkul tikaku ini.
“Ndoro.. maafkan Tika ya.. Tika barusan pipis di mulutnya Ndoro.. pipis Tika wewangian ya Ndoro..”.
“Tidak apapun Nduk.. tetapi Tika wajib dijatuhi hukuman.. karena sudah pipis dimulut Ndoro..”
“Tika ingin dijatuhi hukuman apa Ndoro.. asal Ndoro tidak geramin Tika..”.
“Hukumannya, Tika giliran minum pipisnya Ndoro.. ingin tidak..”.
“Iya Ndoro..”.
Pada akhirnya saya mengeluarkan kontolku yang sudah tegang. Demikian kontolku sudah saya keluarkannya dari CDku, Tika yang masih tetap terlampau polos itu tutup mukanya dengan ke-2 tangannya. Saya saksikan muka Tika cukup memeras. Sehabis saya bebaskan ke-2 tangannya, saya berikan kontolku ke depan mukanya dan saya suruh Tika untuk menggenggamnya.
“Nduk.. mari digenggam dan dielus-elus..!.
“Inggih Ndoro.. tetapi Tika malu Ndoro.. Tika takut Ndoro..”.
“Tidak apapun Nduk.. ini tidak nggigit kok.. ini namanya kontol Nduk..”.
Selanjutnya gadis kecilku ini mulai menggenggam, mengurut, meremas dan terkadang diurut.
“Nduk.. kontolnya ndoromu ini diemut ya..”.
“Tetapi Ndoro.. Tika takut Ndoro.. Tika jijik Ndoro..”.
“Tidak apapun Nduk.. diemut saja seperti saat Tika ngemut es cream.. mari nantinya Tika Ndoro kasih es cream.. ingin ya..”.
“Betul Ndoro.. nantinya Tika diberi es cream..”.”Iya Nduk..”.
Tika juga jongkok antara pahaku dan mulai masukkan kontolku ke mulutnya yang imut. Sedikit susah sich, bahkan juga terkadang kontolku mengenai giginya.
“Nach begitu nduuk.. diisep ya.. yaa.. ya gituu.. nduuk..”.
Sekalian Tika mengoral kontolku, kaos kusamnya Tika juga saya angkat dan saya bebaskan dari badan imutnya. Saya elus-elus teteknya dan terkadang saya remas dengan keras.
“Saya gemes sekali sich sama payudaranya yang memiliki bentuk cukup meruncing itu”.
Lebih kurang 12 menit selanjutnya, saya rasa kontolku sudah berdenyut. Saya ambil kepala Tika dan saya kocok kontolku dimulut imutnya.. dan.. saya pencet sampai sentuh tenggorokannya dan pada akhirnya “.. croot.. croot.. croot.. cruut..!”
Cairan pejuhku beberapa ketelan oleh Tika dan cuma sedikit yang menetes keluar mulutnya.
“Ndoroo.. pipisnya cukup banyak sekali.. Tika sampai ingin muntah..”.
“He.. eh.. nduuk.. tetapi sedap kan.. pipisnya Ndoro..”.
“Inggih Ndoro.. pipis Ndoro kental sekali.. Tika sampai tidak dapat telan.. cukup amis Ndoro..”.
Saya bisa dibuktikan termasuk lelaki yang menyukai memiara badanku. Hampir tiap hari saya fitnes. Menuku tiap hari : susu khusus lelaki, madu, 6 butir telur mentah, dan suplemen protein produk Amerika . Maka ya lumrah jika spermaku kental dan cukup amis.
Bacaan Seks Ngentot Dengan Anak Gelandangan Elok
Selanjutnya saya dekap bidadariku kecilku ini dan sama sesuai janjiku dianya saya kasih es cream rasa vanilla. Sehabis habis Tika makan es krimnya, dianya saya terlentangkan kembali diranjangku. Makin saya kangkangkan kembali pahanya dan saya mulai kembali menjilat-jilati memek tembemnya. makin jelas saja saya ingin tahu saat sebelum menjebol selaput daranya.
“Ndoro.. ingin ngapain kembali.. nantinya Tika pipis kembali lho Ndoro..”.
“Tidak apapun Nduk.. pipis kembali saja Nduk.. Tika ingin kembali khan es cream..”
“Ingin Ndoro..”.
Sehabis saya siap, pahanya saya kangkangkan kembali lebih lebar, dan saya mulai masukkan kepala kontolku ke sela surgawinya. Baru masuk sedikit, tikaku meringgis.
“Ndoro.. memek Tika diapain.. kok sakit..”
Saya sebelumnya pernah ulur tarik kontolku di lubang memeknya. Dan sehabis kurasa oke, saya pencet dengan keras. Saya rasa ujung kontolku menyobek selaput tipis, yang saya percaya itu adalah selaput daranya.
“Ndoorroo.. sakiit..” Langsung saya dekap Tika, kuciumi muka dan bibir imutnya.
“Tidak apapun Nduk.. nantinya sedap kok.. Tika tenang saja ya..”.
Sehabis kudiamkan beragam saat, saya mulai kembali memompa memeknya dan saya saksikan masih tetap meringis sekalian menggigit bibir bawahnya.
“Oohh.. ahh.. auuhh.. geli Ndoro.. ahh..” tersebut yang keluar mulutnya Tika.
“Auuhh.. oohh.., Ndoro.., periih…, aahh.. gelii Ndoro.. aahh..,”.
SAmbil saya makin menusuk-nusuk memeknya, saya teratur lihat muka imutnya Tika. Benar-benar panorama yang hebat. Mukanya memeras, bibirnyapun terkadang menggigit bibir bawahnya dan jika saya lihatnya matanya kadangkala cuma berkesan putihnya saja. Ke-2 kaki Tika juga sudah tidak teratur menyepak ke sana-kesini dan ke-2 tangannya luar biasa-narik seprei kasurku sampai lepas dari hubungannya.
“Auuhh.. oohh.., ndoroo.., aahh.. ooh.. aahh, ndoroo..”.
Saya mulai merasai ada renyutan-denyutan vaginanya di kontolku, tanda tikaku sesaat lagi orgasme. Kepala Tika mulai menengadah ke atas dan terkadang tubuhnya meliuk. Benar-benar panorama yang spektakuler, gadis 14 tahun yang masih tetap demikian polos, badannya mengelinjang dengan desahan-desahan yang benar-benar erotis. Saya percaya beberapa pembaca sepakat dengan pendapatku, tetapi tangannya pembaca kok megang-megang “itu” nya sendiri, hayo sudah terangsang ya. Saya tahu kok, tidak perlu malu, semakinin saja sekalian membaca ceritaku ini.
“Oohh.. ahh.. auuhh.. geli ndoroo.. ahh..”
“Ndoroo.. Tika ingin pipiiss.. ndoroo..”
“Seerr.. suurr.. suurr.., kontolku seperti disiram air hangat..”.
Saya dekap sesaat tikaku untuk memberbagi kesempatan gadis kecilku menyelesaikan orgamesme. Sehabis cukup surut, saya lumat-lumat bibir imutnya.
“Maapin Tika ya Ndoro.. Tika pipis dikasurnya Ndoro..”.
“Tika malu Ndoro.. sudah besar masih tetap ngompol di atas kasur..”.
“Tidak apapun Nduk.. (polos sekali gadisku ini).. Ndoro ingin pipis di atas kasur kok..”.
Saya sendiri sudah tidak tahan. Kakinya saya angkat, lantas kuletakkan di bahuku. Dengan posisi ini kurasakan kontolku sentuh dinding rahimnya. Memeknya menjadi becek sekali, dan saya mulai percepat sikatan kontolku. Simak juga: Bacaan Seks Dewasa Ngentot Dengan Tukang Kebun
“Ndooro.. Tika lelah.. Tika ingin bobok.. ndooroo..”.
“Iya nduuk.. Tika bobok saja yaa..”.
“Memeek Tika periih.. ndooroo..”.
Kutekan keras-keras kontolku ke lubang kepuasannya dan kutarik bokongnya dan “croot.. cruut.. croot.. croot.. cruut.. croot..!”. Saya muntahkan pejuhku di dalam rahimnya.
Saya cabut kontolku dari memek tembemnya, berkesan lendir putih bersatu dengan darah fresh mengucur keluar lubang kemaluannya.
“Ndoro.., mengapa Ndoro pipis diperutnya Tika.., perut Tika menjadi hangat Ndoro..”.
“Iya nduuk.., agar kalian tidak kedinginan.., mari sekarang Tika bobok ya.., sini Ndoro kelonin..”.
“Inggih Ndoro.., sekarang Tika lelah.., Tika ingin bobok..”.
Saya lihat memeknya sudah mulai melebar dan cukup memotong dibanding saat sebelum saya setubuhin. Saya dekap dianya dan saya cium dengan mesra Tika, sang gadis kecilku. Saya dan tikapun pada akhirnya tertidur dengan nyenyak. Nikmaat.