Cerita Sex Keperawananku Disetubuhi Oleh Pemilik Villa Yang Begitu Mesum

Posted on 377 views
cersex ibu hamil cersex bocil cersex ibu mertua kumpulan cersex cersex tetangga cersex abg cersex nenek

Saya bisa dibuktikan cuma sendiri. Tidak ada tujuan lain bukan hanya hapus kepenatan di segarnya udara Pucuk tanpa masalah siapa saja. Tragisnya ketersendirianku itu malah hapus salah satu harta yang paling bernilai buatku, kegadisanku

Cersex MamaCeritanya sore itu saya merendam di air hangat. Kurang lebih jarum jam memperlihatkan jam tujuh lima belas menit petang hari. Udara dingin Pucuk yang semenjak siang tadi diguyur gerimis membuatku malas bangkit dari bathub. Kubersihkan badanku dengan sabun cair sampai pada kemaluanku yang masih tetap dapat kubanggakan karena saya sekalipun belum lakukan jalinan tubuh. Karena air bath tub sudah cukup dingin kuputuskan untuk akhiri jadwal mandiku.

Saya berdiri di muka cermin kamar mandi sekalian menghanduki rambutku yang basah. Kupandangi badan telanjangku di cermin besar yang dapat berisi bayang-bayang badanku dengan penuh tersebut. saya tersenyum sendiri melihat muka indoku yang bersih dari jerawat. Omaku bisa dibuktikan orisinal Belanda. Lantas saya alihkan pandanganku pada 2 buah payudaraku yang bundar dan gempal.

Ukuran 36, dengan tinggi tubuh yang 173 cm dan berat 54 kg. Saya usap-usap ke-2 payudaraku yang tegang kedinginan. Pandanganku selanjutnya berpindah pada salah satu tahapan terpeka, kemaluanku yang banyak bulu-bulu yang tidak lebat. Terang telihat tahapan gendut itu terbelah di tengah-tengahnya. Ah.. berikut hartaku yang paling mahal, pikirku sekalian membelainya.

Mendadak seorang buka pintu dari depan. Saya tersentak terkejut karena seharusnya tidak ada seseorang di villa ini. Seorang pemuda memiliki badan tegap selekasnya menerobos masuk. Lantas dia selekasnya menggeretku keluar kamar mandi. Saya berusaha bentrokan tetapi tenagaku tidak cukup untuk menantang tenaga pria tersebut.
?Hallo Nona manis, bisa kami singgah sesaat??, sapa pemuda yang lain sudah menunggu di ruang tidur.
?S.. siapa kalian? Pergi! Pergi disini!?, rontaku.
Pemuda yang menggeretku barusan sudah memasung ke-2 tanganku di ke-2 tiang penyangga atap. Posisiku terpasung tetapi kakiku masih tetap bebas tidak terlilit.
?Tenang, Nona manis. Namaku adalah Leo?, kata pemuda yang mengikatku.

Mukanya bersih dan ganteng, terlihat seperti anak orang kaya.
?Dan saya Syam. Kami cuma singgah untuk bahagia-bahagia Nona?, lanjut pemuda jangkung tadi menggeretku.
Badannya kurusan dibanding Leo tetapi mukanya enak dilihat, mesikipun kelihatan cukup brutal.
?Ma.. ingin apa kalian? Tidak santun!?, gertakku.
?Ha.. galak , Leo. Heh perawan! Siapa namamu??, gertak Syam mencekram rahangku sampai berasa sakit.
?Sabar Syam, bertanya baik. Nona manis, siapa nama dari badan aduhai ini??, kata Leo mengelus-elus pinggangku.
Syam melepas cengkramannya. Rahangku sangat terasa nyeri.
?M.. Marie. Tolong anda selekasnya keluar villa ini, saya minta?, rengekku.

Sedap saja! Kami sudah masuk, tidak mungkin keluar tanpa mengusung hasil?, jawab Syam lebih cepat geram.
Leo menepuk pundak Syam. Syam undur beragam cara.
?Marie.. kami singgah khusus untuk nikmati kecantikanmu. Lihatlah, kau bertubuh yang sensual. muka yang elok, sayang jika tidak dicicipi. Syam! Lihatlah bibir nona Marie ini, tidakkah benar-benar seksi??, kata sang Leo sekalian selekasnya serang bibirku.

Cerita Lainnya:   Cerita Sex Wanita cantik

Syam cuma tersenyum biarkan Leo memagut bibirku dengan rakus. Tercium wewangian alkohol dari mulutnya. Saya ingin meronta tetapi mulutku sudah dipenuhi lidah Leo. Kakiku menyepak-nendang tetapi tenaga Leo semakin kuat. Tangan kanannya mencekram leherku menghambatku menghindari pagutannya. Sedang telapak tangan kirinya digosok-gosokkan ke atas kemaluanku secara kasar. Lidahnya terus menjilat-jilat mengisap-hisap lidahku dengan rakusnya.

Darahku terasanya naik di antara merasa sakit dan nikmat. Tetapi saya masih tetap sehat, kutekuk kakiku menjadi mengenai kejantanannya yang mulai tegang. Leo mengerang kesakitan. Dia terlihat misuh-misuh dan ingin memukulku tetapi Syam menghambatnya. Leo merunduk sekalian memegang kejantanannya. Syam dekatiku sekalian buka kaos yang memakainya. Terlihat dada sektornya yang banyak bulu-bulu lembut.
?Sabarlah sayang, akan berasa cantik jika kau ingin menikmatinya?, kata Syam.

Lantas lelaki jangkung itu mencium bibirku secara halus menggigit bibir bawahku pelan-pelan lantas menyikatkan lidahnya telusuri beberapa benda yang dapat dijangkaunya. Kenyataannya Syam tidak sekasar yang kupikir. Kehalusannya mencumbu bibirku membuatku seperti diberlakukan mirip orang pacar. Darahku mendesir-desir. Lidahku juga menyongsong lidah Syam yang minta-minta. Tangan Syam menggerayangi punggungku dan turun terus ke bawah lantas bertambat di pantatku.

Diremas-remasnya meng ikuti desah napas Syam yang sudah mulai turun naik. Jari tangan itu mengelilingi pantatku. Jarinya main di bibir vaginaku secara halus. Jiwaku rasanya ingin terbang. Saya inginkan sentuhan itu semakin lama. Tetapi tidak, Syam selekasnya mengubah jarinya kembali lagi ke pantatku. Tanpa kusadari Syam menyuntikkan suatu hal, saya tidak paham apa itu. Cuma belum sampai perhitungan ke-10 kepalaku berasa berat. Mataku berkunang-kunang.

Kedengar tawa ke-2 pemuda itu sayup-sayup. Rupaya mereka sudah menyuntikkan seperti obat perangsang ke badanku. Badanku berasa kejang. Darahku naik ke ubun-ubun. Udara dingin berasa jadi panas. Saya menggelinjang-geliat meredam birahiku yang melesat tanpa rem. Bibirku mendehem-dehem. Kemaluanku berasa hangat, payudaraku terlihat lebam sendirinya. Gelora birahiku naik-lonjak. Seakan ada kemampuan yang mendorongku agar selekasnya bercinta sama mereka, ingin agar mereka selekasnya menggerayangiku, mencumbuku, ohhh… Bajingan! Mereka cuma tertawa-tawa melihatku bersimbah keringat, berkelojotan meredam birahiku. Apa mereka tidak paham saya ingin selekasnya mereka sentuh…

?Syamm… Leo… mengapa anda cuma diam saja… kemarilah.. aku… ingin…?
Tawa mereka terus lebar.
?Syam, barusan dianya menampik saat ini?! Ha…ha..?
?Mari Leo, bidadari kami ini sudah tidak sabar ternyata?
Samar-samar kusaksikan ke-2 nya buka semua baju yang menempel di badan masing-masing. Terlihat penis-penis yang lebih besar menegang melawan. Selanjutnya ke-2 nya mengundi siapa dahulu yang mengolahku.

Kenyataannya Syam. Dia dekatiku dan mencumbu lagi bibirku, badannya melekat kuat di badanku . Maka dadanya yang sektor melekat dengan ke-2 payudaraku yang sudah menegang. Tangannya meremas-remas pantatku yang montok lantas membelai-belai selakangku yang sudah tersendal-sendal oleh penisnya yang mengacung-acung. Ohh.. seperti terbang ke awan. Selanjutnya iapun turun dan merasakan ke-2 payudaraku. Matanya berbinar-binar. Diciuminya dadaku sampai berasa hangat napasnya lantas ditempatkannya nipples-ku ke mulutnya. Saya mendesah-desah saat nipples-ku dijilat-jilat lantas disedot kuat-kuat oleh lidah gesitnya.
?Oah… auh.. Syamm…?

Cerita Lainnya:   Cerita Sex Dewasa Cinta di Malam yang Indah

Leo yamg mulai tidak sabar selekasnya melepas ke-2 ikatan tanganku. Lantas dia turut gabung dengan melumat bibirku dari samping. Tanganku menjambak-jambak rambut Syam sekalian melayani Leo. Sekarang ini pergerakannya lebih halus walau tidak selembut Syam. Sepuluh menit selanjutnya mereka melepas mulutnya dari badanku. Saya terkulai di lantai melihati ke-2 payudaraku yang sangat terasa berat membesar, terlihat beragam sisa gigitan Syam.

Samar-samar kelihatan Leo berdiri di atas badanku. Dia mengacung-acungkan penisnya yang lebih besar menegang dan mintaku untuk mengulumnya. Saya bangun dari tidurku dan tidak berapakah lama penis berkulit kecoklat-coklatan itu sudah masuk ke mulutku. Leo mengelus-elus rambutku sekalian terus. Saya mengulumnya, lidahku sapu semua tahapan benda panjang tersebut. Leo mengocak-ngocoknya memiliki irama hinga ujungnya menyembur cairan sperma.

?Syam! Saya keluar Syam! Keluar…, aarrghh…?, teriak Leo.
Saya ingin memuntahkannya tetapi Leo menghambatnyanya secara terus menyikatkan penisnya.
?Telan sayang, telan…?, kedengar suara Syam yang sudah meremas-remas kemaluanku yang dirasa lekat dari belakang.

Pelan-pelan Syam membimbingku untuk menungging. Kakiku bertopang pada lutut sedang tanganku berpegangan pada ke-2 paha Leo. Saya tidak tahu apakah yang dilaksanakan Syam. Yang kurasakan cuma enaknya penis Leo. Tidak kuduga mendadak berasa ada benda asing yang masuk ke sela vaginaku.
?Aaaah…?, teriakku ketahan.

Gigiku menggigit penis Leo nenahan rasa ngilu di sela kewanitaanku tersebut. Leo berjingkat-jingkat meredam merasa sakit sekalian misuh-misuh. Tetapi Syam seperti tidak perduli terus berusaha menerobos gorden-tirai kewanitaanku. Sampai pada akhirnya bobol, darah mengalir sampai pada pahaku.

Memasukkan beragam senti lantas mengeluarkannya, belum sampai keluar sudah disikatkannya kembali. Sperma muncrat ke sela vaginaku. Dalam tangis jiwaku seolah melayang-layang. Sebenarnya saya benar-benar menikmatinya waktu itu. Sangat terasa cantik saat Syam menggoyang-goyangkan penisnya dalam sela vaginaku.

Lebih kurang jam sepuluh malam. Keringatku mengalir deras. Saya terlentang di lantai. Di sampingku terlihat Syam yang tersengal-sengal. Tetapi Leo kenyataannya belum senang. Dicumbunya kelaminku dengan lidahnya. Licah telusuri dinding-dinding vaginaku mengisap-hisap klitorisku dengan gaungs. Mataku berkejap-kejap meredam nikmat yang terbentuk.

Selakanganku mengatup mencekram kepala Leo agar tidak pergi dari kemaluanku. Sepuluh menit selanjutnya Leo masukkan jemari tengahnya secara gampang ke sela memekku. Untuk ke-2 kalinya pertahananku bobol. Cairan kewanitaanku muncrat membasahi telunjuk Leo. Diambilnya jemari tengah Leo yang bersarung di memekku. Tanpa rasa jijik dijilatnya jemari tengah yang berlumuran cairan kewanitaanku itu dengan senyuman kepuasan.

Kedengar suara orang ronda di luar lewat di muka villa. Karena itu secara terburu-buru Syam dan Leo kenakan bajunya lantas lompat dari jendela kamarku meninggalkanku pada kondisi benar-benar kurang kuat. Saya berusaha menjerit terbuktigil-manggil penjaga ronda keliling tersebut. Tetapi suaraku seperti mampet. Belum sampai sepuluh perhitungan pandanganku sudah gelap pekat.