Cerita Sex Keperawananku Di Nodai Dukun Sakti

Posted on 669 views
cersex ibu hamil cersex bocil cersex ibu mertua kumpulan cersex cersex tetangga cersex abg cersex nenek

Mbah Sukro adalah dukun sakti yang ada di dusun pedalaman di lereng gunung di pulau Jawa. Umurnya di atas 60 tahun. Tubuhnya kurus, tapi masih tetap sehat. Dia adalah dukun sakti yang kuasai dunia perdukunan menjadi tidak ada yang berani menantangnya.

Cersex MamaDia termasuk dukun yang sangat kaya karena dia tidak enggan-segan menetapkan harga tinggi untuk beberapa client-nya. Uang bukan larangan untuknya. Sebagai larangan saat dia belajar pengetahuan saktinya adalah dia benar-benar jangan melakukan hubungan intim sama wanita. Bila menyalahinya, karena itu kesaktiannya akan lenyap sepanjang hari sampai matahari tenggelam hari selanjutnya.

Oleh karena cukup banyak dukun-dukun rivalnya yang iri akan kesaktiannya, tentu adalah faktor yang rawan bila kesaktiannya lenyap walau cuma satu hari. Bila waktu itu ada dukun main-main yang menyantetnya, dia benar-benar tidak ada pertahanan diri. Untuk menghindar dari faktor itu, sudah sekian tahun dia tidak sebelumnya sempat melakukan hubungan intim sama wanita termasuk ke-2 istrinya. Dengan begitu dia akan teratur jadi orang sakti yang tak pernah kalah.

Salah satunya client mutlak Mbak Sukro adalah Pak Wijaya, seorang pebisnis yang belakangan ini namanya terus melambung tinggi. Semenjak diatasi oleh Mbah Sukro, sebagian besar usahanya teratur lancar.

Tapi pada suatu saat, 2x beruntun dia kalah tender. Oleh karenanya dia pergi ke dusun Mbah Sukro untuk konsultasi dengannya. Berdasar ‘penglihatan’ Mbah Sukro, kenyataannya dia dijegal oleh salah satunya kompetitornya yang menggunakan jasa dukun sakti di luar pulau.

Dan dampak negatif dari dukun itu ternyata sudah masuk di rumah Pak Wijaya, menjadi faktor itu memengaruhi kekuatannce dianya atau orang yang lain tinggal dengan masih tetap di rumah itu.

Untuk menanggulanginya, menurut Mbah Sukro, wajib terpasang jimat menurut delapan arah mata angin dalam tempat rumah Pak Wijaya. Jimat itu penting terpasang satu hari satu tiap jam 4 pagi dengan disembahyangi selama seharian sampai matahari tenggelam.

Untuk keperluan itu, karena itu Pak Wijaya mengundang Mbah Sukro untuk tiba dan bermalam di tempat tinggalnya saat lagi 8 hari untuk memasangkan ke-delapan jimat tersebut. Oleh karena pekerjaan ini cukup berat dan benar-benar banyak memerlukan tenaga, Pak Wijaya janji akan memberikan imbalan yang besar sekali dan dia memberikan uang di muka sejumlah 50% di muka.

Selainnya memasangkan jimat, Pak Wijaya minta Mbah Sukro untuk menuntun putrinya, A-mei yang masih tetap SMU dan baru berusia 17 tahun. Karena belakangan ini dia rasakan putrinya sudah berani menantangnya apalagi tanpa setahunya sudah pacaran dengan teman sama kelasnya. Dapat menjadi faktor ini karena dampak negatif di rumah itu, pikirnya.

Hingga sekarang ini Mbah Sukro ada di rumah Pak Wijaya saat lagi delapan malam. Pagi, siang, dan sore hari digunakan untuk memasangkan dan menyembahyangi jimat. Sementara malamnya dia menyempatkan diri beragam jam untuk menuntun olah pernafasan untuk A-mei untuk hapus dampak negatif dari dalam dianya.

Dan faktor itu dibuat berdua dalam kamar A-mei. Pak Wijaya memperkenankan faktor itu karena dia mengetahui tentu akan larangan Mbah Sukro sentuh wanita . Maka keamanan diri putrinya akan masih tetap terjaga.
Dalam pada itu, proses penempatan jimat itu berjalan mulus sampai hari terkini.

Hingga sekarang ini kompletlah sudah semua syarat jimat sebagai perlindungan tempat tinggalnya dan seisinya yang akan mampu bersi kokoh saat lagi sekian tahun.
Petang itu setelah matahari terbenam…
Mbah Sukro bicara pada Pak Wijaya jika semua jimatnya sudah dipasang secara rapi.

Hingga dia meminta supaya tersisa pembayarannya dapat selekasnya dibayar. Tapi ternyata ada salah paham antara ke-2 nya. Karena Pak Wijaya memiliki pendapat tersisa pembayarannya akan dibayar dalam kurun waktu 2 bulan yakni sehabis pernyataan keputusan juara tender project selanjutnya. Faktor itu untuk menunjukkan jika jimat yang terpasang bisa dibuktikan sudah sangat bekerja.
Sementara Mbah Sukro memiliki pendapat jika tersisa pembayaran wajib dibayar demikian penempatan jimat sudah kelar. Dengar opini Pak Wijaya, dia merasa ditipu oleh client-nya tersebut. Walau sebenarnya dia sudah meluapkan semua dayanya untuk membuat jimat itu sangat bekerja.

Oleh karena dia adalah orang dusun yang tidak umumnya beradu mulut dan mungkin ditambahkan karena Pak Wijaya adalah salah satunya client besar, karena itu pada akhirnya secara mau tak mau dia mengalah. Tapi dalam hati dia merasa sakit hati. Dan sembunyi-sembunyi dia punya niat membalasnya sakit hati pada client-nya tersebut. Dia mustahil mengabolisi jimat yang sudah terpasang oleh dirinya tersebut. Oleh karenanya dia akan ambil tersisa bayarannya itu dengan triknya sendiri sekalian membalasnya sakit hati, dengan menggunakan A-mei, puterinya. Tentu bukan faktor sulit untuknya untuk membuat A-mei kalah padanya.

Karena Mbah Sukro pada akhirnya sepakat dengan keputusannya, karena itu Pak Wijaya benar-benar tidak menyimpan berprasangka buruk padanya . Maka Mbah Sukro dapat meperbuat menurut apa penginnya dengan bebasnya.
Sementara untuk A-mei sendiri, yang di hari awal sebelumnya merasa aneh diminta Papanya belajar pernafasan, tapi sehabis meperbuatnya dia rasakan kegunaaan dari pernafasan yang diberikan oleh Mbah Sukro. Oleh karenanya dia ingin melanjutkan tiap hari sampai hari itu, hari ke-8.
Malam itu saat proses edukasi normal sudah kelar, mereka bercakap-cakap,

“Kenyataannya pernafasan ini ada kegunaaannya ya Mbah. A-mei sekarang menjadi semakin tenang dibandingkan sebelumnya. ”
“Bisa dibuktikan benar, Nik. Tetapi sebenarnya ada panduan lain yang dapat membuat pikiran menjadi lebih santai .”
“Bagaimana triknya Mbah?”
“Konsepnya kalian wajib hapus prasangka kurang baik dalam pikiranmu sampai kalian tidak merasa kan ada teror bahaya di luar. Dengan demikian karena itu pikiran automatis akan jadi tenang.”

“Wah sulit sekali itu Mbah, bagaimana triknya hapus prasangka kurang baik dalam pikiran karena hadirnya mendadak?”
“Ya wajib latihan Nik. Tapi latihannya tidak gampang dan tidak pas untuk gadis muda seusia kamu. Karenanya, melupakan sajalah.”
“Lho kok demikian, Mbah? Khan Mbah sendiri yang katakan jika pikiran yang tenang dan santai itu kece buat semuanya orang tidak perduli umur.”

“Karena untuk latihan berikut, kalian wajib hapus semua prasangka buruk. Dan faktor itu mustahil karena sekarang ini juga tanpa diakui kalian sudah mempunyai prasangka buruk pada Mbah.”
“Ah, saya benar-benar tidak punyai pikiran buruk kok pada Mbah.”
“Ah, saat? Jika demikian, coba sekarang berani tidak kalian membuka semua pakaian kalian di muka Mbah.”
“Ah, Mbah yang betul saja!” protes A-mei sekalian matanya melihat ke pintu keluar.

“Nach, tersebut. Sekarang kalian punyai pikiran takut khan pada Mbah? Sebenarnya mengapa sekarang kalian menggunakan baju? Karena kalian malu disaksikan telanjang bundar oleh Mbah. Walau sebenarnya jika pikiranmu ikhlas, kalian tidak akan mempunyai pikiran seperti tersebut. ”
“Tetapi mengapa wajib sampai membuka pakaian semua, Mbah?”
“Karenanya adalah panduan latihan yang paling ringkas dan efektif untuk hapus hati malu dan khawatir yang muncul. Tetapi telahlah, melupakan saja. Karena itu barusan Mbah katakan jika latihan berikut tidak pas untuk anak gadis apalagi yang masih tetap muda seperti kamu.”
“Ooh, menjadi demikian toh. Terus jika A-mei ingin mencoba sedikit dan sesaat saja, bagaimana Mbah?” bertanya A-mei ingin tahu.

“Ini tidak untuk mencoba. Jika kalian ingin latihan, kalian wajib benar-benar manut (nurut) dengan Mbah tanpa prasangka apapun. Jika tidak, mending tak perlu.”
Sehabis beragam saat termenung, akhirnya…
“OK dech, saya ingin jalanin Mbah. Asal Mbah benar-benar tidak punyai tujuan jahat.”
“Tidak dapat seperti tersebut. Kalian wajib 100% yakin sama Mbah dahulu baru dapat latihan.”
“Hmmm. OK, OK, saya yakin sama Mbah. Dengan panduan Mbah bicara seperti ini, saya yakin Mbah tidak punyai tujuan jahat. Apalagi khan, hihihi, Mbah sudah tua,” ucapnya sekalian tersenyum geli sendiri.

(Dalam hati Mbah Sukro mencaci, sialan bocah ini. Ternyata dia menyangsikan potensiku. Rasain kau kelak, batinnya).
“Sehingga kalian sangat ingin latihan dan ini adalah tekadmu sendiri ya?”
“Iya, Mbah. Saya ingin mencoba latihan berikut. Betulan!”
“Baik, sekarang kalian coba latihan napas seperti biasa tanpa perlu memejamkam mata,” kata Mbah Sukro sekalian jalan melingkari A-mei.

A-mei waktu itu kenakan pakaian kaus biru tua dengan krah dan celana singkat yang ukuran sedikit di atas paha. Dia adalah seorang gadis yang elok. Rambutnya panjangnya sebahu. Ditambahkan lagi kulitnya yang putih. Umurnya masih tetap belia, baru 17 tahun, tapi badannya sudah tumbuh jadi badan seorang gadis dewasa. Pakaian biru yang dikenainya itu terlihat mencolok pada bagian dadanya. Tanda payudaranya sudah tumbuh. Andaikan bukan Mbah Sukro yang punyai larangan, cowok mana saja tentu akan tergoda kecantikan dan ke-sexy-annya.

“Omong2, kalian sudah mempunyai kekasih, Nik?”
“Sudah Mbah.”
“Kamu sudah sebelumnya sempat ngapain saja sama dia?”
“Tujuan Mbah?”
“Tujuannya, seberapa jauh jalinan kalian sama dia? Apa kalian sebelumnya sempat tidur sama dia?”
“Aduh, Mbah. Ya tidak donk. Kok Mbah menjadi tanya yang nggak-nggak sich?”
“Mbah menyengaja tanya beberapa hal seperti ini, untuk pemanasan latihan kamu. Karena itu semenjak sekarang kalian tidak bisa punyai pikiran buruk, memahami?
“OK, Mbah. Saya memahami.”
“Maka kalian sebelumnya sempat ngapain saja sama dia?”
“Hanya kecupan dan peluk-pelukan saja Mbah. Sekalian sama-sama pegang-pegang ,” kata A-mei dan wajahnya bersemu kemerahan.

“Kalau pipimu kemerahan begitu, kalian menjadi semakin elok saja, Nik. Hanya begitu saja? Sehingga kalian masih tetap perawan?”
“Iya Mbah.”
“Kece, kece. Lantas apa dianya sebelumnya sempat melihat kalian tidak pakai pakaian?”
“Iiih, Mbah. Ya tidak donk”, ucapnya sementara wajahnya semakin merah.
“Ingat, kalian wajib buang pikiran kotor kamu.
“Baik, Mbah.”
“Kece. Sekarang apa kalian siap untuk masuk sisi latihan lebih tinggi?”
“Siap Mbah.”
“Kece. Kalau demikian sekarang mari kalian coba membuka pakaian kaus kamu.”
Tanpa protes A-mei selekasnya melepaskan dua kancing pakaian kausnya sendiri. Lantas dicopotnya pakaian yang dikenainya dan dibuang ke lantai.

Terlihat kulit badan putih A-mei dengan gundukan kecil di dada yang tertutup oleh bra hijau muda.
“Wah, Nik, badanmu benar-benar putih mulus,” kata Mbah Sukro sekalian matanya tidak lepas melihati A-mei. Baru pertama ini hari dia melihat badan gadis yang seputih ini. Apalagi sudah lama sekali semenjak terkini kali dia melihat badan wanita yang telanjang.

“Saat ini kalian coba lepas penutup dada kamu. Mbah ingin saksikan seperti apa didalamnya.”
Dengan taat A-mei buka branya menjadi sekarang ini dia berdiri di depan Mbah Sukro dengan dadanya telanjang. Terlihat payudaranya yang kecil tetapi cantik dan putingnya warna kemerahan.
“Wow! Dadamu sangat indah. Kalian benar-benar untung.”
“Saat ini coba lepas rokmu, Nik,” perintah Mbah Sukro yang dengan taat dipenuhi dengan A-mei. Dilepasnya rok yang menempel di badannya menjadi sekarang ini dia cuma menggunakan celana dalam saja.

“Waduuh, mulusnya badan kalian Nik. Benar-benar panorama yang cantik,” kata Mbah Sukro takjub sekalian melihati pahanya dan payudaranya . Maka harus A-mei menjadi semakin memeras wajahnya. Tapi karena dia memilih untuk latihan, karena itu dia berusaha meredam hati malunya.
“Bagaimana hati kalian saat ini, Nik? Kalian malu telanjang di muka Mbah?”
“Se-sebetulnya malu sekali Mbah.”
“Nach, tersebut. Bisa dibuktikan jika kalian masih tetap perlu latihan selanjutnya . Sebenarnya kalian tidak perlu malu. Masalahnya badan kalian sangat indah kok Nik . Maka sekarang berani tidak kalian benar-benar telanjang bundar di sini?” kata Mbah Sukro.
A-mei terlihat sangsi.

Cerita Lainnya:   Cerita Seks Wanita Misterius Memuaskan Seks

“Saat perlu sampai semua, Mbah?”
“Jika kalian ingin latihannya prima ya wajib. Apalagi bisa dibuktikan sekarang kalian masih tetap belum sukses hapus hati malu. Mumpung Mbah masih tetap di sini. Ini hari adalah hari terkini Mbah di sini. Esok jika kalian ingin latihan sudah tidak dapat kembali. Saat kalian ingin latihan seperti ini dengan sembarangan orang?”
“Hmmmh, OK, kalau begitu A-mei nurut saja dech.”
Dan selang beberapa saat selekasnya dilepasnya cd yang digunakannya suka-rela.
Sekarang dia benar-benar telanjang bundar tanpa selembar benang juga di depan Mbah Sukro.
Mbah Sukro terlihat melihati badan telanjang A-mei di atas ke bawah.

“Wow. Ckckck. Suiit, suiiit. Luar biasa, luar biasa. Sangat aduhai cantiknya badanmu, Nik.” Mbah Sukro menjadi ngaceng melihat A-mei yang telanjang bundar. Hmm, sangat sayang saya tidak dapat nikmati badanmu, batinnya. Tapi tidak apalah, yang terpenting saya sudah memberikan pelajaran pada Wijaya, papamu yang penipu tersebut. Agar tahu rasa kau saat ini, puterimu yang masih tetap perawan sukses kutipu mentah-mentah. Cukup saya dapat bersihkan mata melihat anak gadismu telanjang bundar. Benar-benar ini adalah pembalasan yang setimpal.

Tapi ternyata dia tidak mau stop sampai disana saja. Dalam hati dia berpikiran, biarkanlah kupinjam dahulu anak gadismu untuk kumain-mainin bentar, pikirnya.
“Cowok kalian sebelumnya sempat saksikan susu kamu?”
“Sebelumnya pernah mbah.”
“Barusan ucapnya tidak pernah. Awas kalau kalian berbohong ya?”
“Bukan begitu Mbah. Tujuanku barusan saya belum telanjang bundar semua tubuh begini sama dia.”
“OK, tidak apapun. Lantas reaksi dianya bagaimana waktu melihat susu kamu?”
“Ia sukai Mbah…dia sebelumnya sempat megang-megang . Ucapnya dadaku kece.”
“Oh iya? Dianya megangnya bagaimana? Apa ini?” bertanya Mbah Sukro sekalian ke-2 tangannya melekat ke ke-2 payudara A-mei.

“Iih, Mbah. Jangan Mbah,” kata A-mei sekalian dengan refleks bekerja mundur.
“Lho, mengapa. Mari jawab. Ingat kalian jangan punyai pikiran kotor. Memahami?, kata Mbah Sukro sementara ke-2 tangannya masih tetap melekat ke dada A-mei.
“Me-mengerti Mbah.”
“Jadi bagaimana triknya menggenggam susu kamu? Apa ini?”, ucapnya sekalian tangannya dilepaskan dari dada A-mei sesaat lantas diremasnya ke-2 payudara A-mei.

“Atau ini?” kata Mbah Sukro, sekalian ke-2 bunda jarinya meraba-raba dan menggerakkan ke-2 putingnya.
“Ya..ya..ya semua Mbah,” kata A-mei menunduk malu.
“Huahahaha. Wah, cowok kalian bisa dibuktikan untung dan pandai mencari kekasih.”
“Lantas kalian sukai digituin dengan cowok kamu?”
“Sukai Mbah.”
“Sama seperti saat ini, kalian suka juga Mbah begini-in?” ucapnya sekalian meraba-rabai semua sisi payudara A-mei.
“Ehmm… sukai Mbah.”
“Kece. Itu lumrah karenanya pertanda kalian gadis yang sudah dewasa.”
Dia memerhatikan dan rasakan ke-2 puting A-mei saat ini selalu mengeras dan mencolok dibandingkan pertama kalinya telanjang. Mungkin karena temperatur kamar yang cukup sejuk alias mungkin karena tegang dengan situasi tersebut.

“Umurmu berapakah sich Nik?”
“Tujuh belas tahun. Saya baru ulang tahun 4 bulan kemarin.”
“Jadi bisa dibuktikan kalian sudah menjadi gadis dewasa. Kalian seperti bunga yang baru mengembang dan wangi merebak yang sudah siap disedot madunya, Nik. Kalian sudah siap untuk kawin, Nik.”
“Iiih. Saya khan baru usia 17 tahun. Masih tetap lama untuk married, Mbah.”
“Ah, tidak benar tersebut. Istri pertama Mbah waktu menikah sama Mbah dahulu seumuran kamu, Nik, 17 tahun ..”
“Oh iya? Kapan itu Mbah?”
“Wah, itu sudah lama sekali. Dahulu waktu dianya masih tetap muda dan elok. Sekarang istri Mbah sudah tidak muda kembali, sudah 40 tahun lebih. Tetapi walaupun dahulu waktu dianya masih tetap muda tidak dapat ngalahin kamu, Nik. Kalian lebih elok serta lebih putih dari ia. Ya bisa dibuktikan berbeda lah, gadis dusun dibanding anak gadis pebisnis kaya di kota besar. Tetapi buruknnya orang kota itu sukai kawin terlambat. Walau sebenarnya itu tidak kece untuk hormon badan. Terutama cewek. Apalagi kawin itu sebenarnya sedap lho.”

“Bisa dibuktikan nikmatnya apa sich Mbah?”
“Nikmatnya apa, itu perlu dirasa sendiri baru mengetahui, Nik. Dan untuk orang kota yang kawin terlambat seperti kalian begini, perlu ada penyiapan lahir batin dari sekarang ini. Supaya tidak kagok dan dapat memtersanjungkan suami semenjak malam pertama perkawinan.”
“Penyiapannya apa saja sich Mbah?”
“Penyiapannya seperti apa sulit diutarakan pengucapan.

Lebih terang jika dibuat langsung. Mbah dapat ngajarin kalian sekarang ini. Asal pikiran kalian tenang dan tulus karena ini semua untuk memtersanjungkan suami kalian nantinya. Bagaimana, ingin tidak?”
“Ehhm, tetapi saya tidak tahu perlu bagaimana, Mbah?”
“Tidak perlu khawatir, Nik. Kalian manut saja sama Mbah, nantinya khan kalian menjadi dapat sendiri,” ucapnya sekalian penuh gairah melihati sekujur badan A-mei yang telanjang,” Yok, sekarang kalian teruskan latihan berikut dahulu, sehabis itu kalian Mbah ajari yang itu,” ucapnya.

Sebenarnya awalannya Mbah Sukro cuma ingin membalasnya sakit hati dengan permainkan A-mei dengan panduan memerintahnya telanjang bundar di depannya saja. Tapi sekarang ini sehabis melihat cewek ini telanjang bundar dan demikian penurut ini, Mbah Sukro menjadi bergairah ingin nikmati badan perawannya. Apalagi sudah lama sekali semenjak terkini kali dia nikmati seorang wanita, itu juga dengan ke-2 istrinya yang sudah tidak muda kembali. Sekarang ini di muka matanya ada seorang gadis perawan yang berlaku benar-benar kooperatif padanya. Ditambahkan lagi dia tidak sebelumnya sempat nikmati gadis kota seperti A-mei begini. Sekalian ini adalah pembalasan yang mutlak pada papanya. Tapi sebagai masalahnya adalah dia mustahil menyalahi larangannya sendiri. Karena salah-salah taruhannya adalah nyawanya.

Ah, benar-benar bego kau ini, batin Mbah Sukro. Mengapa perlu takut kehilangan kesaktianmu barang satu hari? Tidakkah kau ada di rumah yang sudah diproteksi oleh jimat yang kaupasang sendiri? Meskipun kesaktianmu lenyap, asal kau tidak keluar dari rumah sampai matahari tenggelam esok, semua akan baik saja. Dan kau dapat tinggalkan rumah ini sehabis matahari tenggelam.

Sekalian faktor ini menunjukkan jika tidak ada gempuran yang mampu mengenai dianya, faktor itu mengisyaratkan jika jimat yang terpasangnya benar-benar bekerja. Hehehe, rasain kau, Wijaya. Salahmu sendiri kalian menyangsikan jimatku. Sekarang ini anak gadismu yang akan kupake untuk menunjukkan apa jimat itu benar-benar bekerja. Cukup bisa juga nikmati anak perawanmu yang manis ini.

Sehabis terpikir akan kesaktian jimatnya sekalian panduan untuk membalasnya tindakan client-nya itu, sekarang ini gairah birahinya menjadi sangat tidak tertahan kembali, yang wajib dilampiaskan waktu itu .
“Waduuh, mulusnya kalian Nik. Hingga-sampai kalian membuat Mbah menjadi ngaceng. Apalagi baru ini hari Mbah saksikan Nonik seperti kalian begini telanjang. Benar-benar putih dan menggairahkan.

“Nach begitu, kece. Pikiran kalian masih tetap tenang ya,” kata Mbah Sukro melingkari A-mei melihati sekujur badan telanjangnya dalam jarak dekat. Waktu ada di belakang A-mei, ke-2 tangannya meraba-raba punggungnya yang putih mulus di atas sampai ke bawah dan diremas-remasnya bokong A-mei yang bundar seksi tersebut.
“Hmm, kulitmu lembut dan mulus sekali, Nik.”
Lantas tangannya berpindah di depan, sekarang ini meraba-rabai payudara A-mei.

“Waah, susumu benar-benar kenyal Nik. Dan putih mulus. Saksikan tuch, Iiiih, puting kalian fresh sekali dan mencolok begini,” komentar Mbah Sukro dan ke-2 telunjuknya digesekkan di ke-2 puting A-mei.
“Aduuh. Jangan begitu Mbah. Geli,” kata A-mei sekalian badannya menggelinjang berusaha melepas diri dari cengkraman Mbah Sukro.
“Aah, saat hanya diginiin saja kok geli. Tetapi bagaimana rasanya, Nik? Sedap khan?”
“Tidak mau ah Mbah, kalau begini,” kata A-mei. Tapi “protesnya” hanya di mulut saja karena dia biarkan Mbah Sukro jemari jari dukun tua itu meraba-raba dadanya. Terlihat jika sebenarnya dia nikmati permainan tersebut.

“Nach, sekarang kami teruskan latihan tingkat selanjutnya sekalian Mbah ajarin kalian bagaimana triknya memtersanjungkan suamimu nantinya. Ingat, ini semua untuk kebaikan kalian sendiri. Memahami?”
“Memahami, Mbah.”
“Kece. Nach, sekarang Mbah melepaskan semua pakaian Mbah menjadi kami sama bugil.”
Mbah Sukro melepaskan pakaian hitamnya menjadi terlihat dadanya yang hitam telanjang. Kulitnya sudah berkeriput. Selanjutnya dia buka sarungnya. Terlihat benjolan dibalik celana dalamnya.
“Supaya kalian tidak ingin tahu, ini Mbah perlihatkan kontol pria dewasa punya Mbah yang dapat memberikan kepuasan anak gadis seperti kamu, Nik.”

Tanpa malu kembali, bandot tua usia 60 tahun itu melepaskan celana dalamnya di muka A-mei, gadis belia berusia 17 tahun. Sekarang ini Mbah Sukro sudah telanjang bundar. Terlihat kulit badannya yang hitam legam dan kerutan. Benar-benar kontras tidak sama dengan A-mei yang putih mulus dan fresh. Tapi A-mei tersipu malu dibikinnya, karena walau sudah berusia 60-an dan kulitnya sudah kerutan, tapi kontol Mbah Sukro masih tetap mampu ngaceng dengan tegaknya. Apalagi ukuran termasuk besar dibanding badannya yang kurus, terutama kepalanya yang disunat menjadi terlihat semakin besar.

“Nach, saksikan, kontol Mbah sekarang menjadi ngaceng karena melihat gadis muda belia telanjang bundar. Karena Mbah menjadi terangsang karena kemulusan badanmu, A-mei, dan karena kecantikan mukamu, keelokan susumu, kulitmu yang putih lembut, pahamu, rambut kemaluanmu, dan daya magnet seksualmu dengan keseluruhnya yang membuat orang laki normal menjadi ingin nikmati diri kamu. Apalagi Mbah awalnya tidak sebelumnya sempat mencicip nonik-nonik seperti kalian begini . Maka, seperti inilah suamimu kelak, pasti akan terangsang pada kalian sama seperti Mbah sekarang ini. Dan karena itu kalian wajib dapat layani suamimu dengan sebagus mungkin, membuat dianya senang. Dengan demikian, kalian pasti akan mendapat kepuasan yang memikat. Nach, supaya kalian tidak canggung dengan suami kamu, silahkan sekarang kalian latihan dahulu dengan Mbah.”

Lantas didekapnya A-mei dan diciumi mukanya dengan penuh gairah. Ditelusuri muka gadis belia yang elok itu dengan bibirnya. Dilumatnya bibir A-mei dengan garang. Diciuminya lehernya sekalian tangannya meraba-raba payudara A-mei dan meremas-remasnya. Kontolnya yang hitam dan berdiri yang tegak itu melekat di badan putih A-mei.

A-mei didorongnya ke tempat tidurnya lantas ditidurkannya dia dengan terlentang di kasur. Dia menyengaja buka kaki A-mei lebar-lebar supaya dia dapat melihat secara jelas vagina A-mei yang masih tetap perawan tersebut. Vaginanya warna kemerahan. Sementara diatasnya terlihat rambut-rambut kemaluannya yang lembut tumbuh di atas kulitnya yang putih. Klitorisnya terlihat muncul pada bagian atas lubang vaginanya.

Digarapnya gadis belia yang masih tetap perawan itu oleh sang bandot tua. Diciuminya ke-2 payudara A-mei. Wajahnya dilelepkan ke dua bukit kembar tersebut. Mulutnya aktif menjilat-jilati semua sisi payudara perawan tersebut. Terutama ke-2 putingnya yang diemut dan dikenyot-kenyot dalam mulutnya. A-mei rasakan ke-2 putingnya berganti-gantian dikenyot-kenyot dalam mulut Mbah Sukro yang hangat. Apalagi temperatur ruang yang ber-AC awalannya membuatnya cukup kedinginan. Sekarang ini ciuman-kecupan hangat Mbah Sukro mampu menghangatkan badannya terutama dadanya.

Walaupun umurnya sudah kepala enam, tapi ternyata Mbah Sukro tahu bagaimana triknya membuat panas seorang dara perawan belasan tahun. Bisa dibuktikan A-mei benar-benar nikmati permainan lidah dan kenyotan Mbah Sukro di atas payudaranya. Apalagi Sukronya yang lebat mengelitik payudaranya yang membuatnya semakin terangsang. Tanpa sadar, dia mendesah-desah dibikinnya.
“Ehhhmm, ehhmmm, ooohhh, oooohhhhh.”
Suara desahannya itu bersatu dengan suara ciuman Mbah Sukro yang asyik menciumi payudara A-mei.
Mbah Sukro memerintah A-mei kembali tengkurap. Rambutnya yang sebahu melekat di punggungnya yang putih mulus. Bokongnya terlihat seksi mencolok. Selekasnya diciuminya sekujur punggung dan bokong A-mei yang putih. Kembali Sukronya mengelitik sekujur punggung A-mei.

Cerita Lainnya:   Cerita Seks Reporter Hypersex Ariana Yang Tersesat Di Hutan

Lantas disentuh-raba ke-2 bokong A-mei dan diremas-remasnya bokong yang seksi tersebut. Ditempatinya punggung A-mei dan kontolnya yang hitam ditempelkan di punggung A-mei yang putih. Terlihat kontras ketidaksamaan berwarna. Digesek-gesekkan tangkai kontolnya berikut ke-2 pelirnya di sekujur punggung putih A-mei. Seperti kuas hitam yang sapu semua sisi kanvas putih. Sementara kontol Mbah Sukro sudah mulai basah karena cairan pre-cum . Maka di beberapa tempat, punggung A-mei jadi sedikit basah terserang gesekannya.

Digesek-gesekkan tangkai kontolnya ke bokong A-mei. Lantas dijepitnya antara ke-2 bokong A-mei dan digesek-gesekkannya . Maka ujung kontol Mbah Sukro menjadi terus basah yang membuat bokong A-mei jadi ikut-ikutan basah.

Bacaan Seks Hot Gadis Perawan di Setubuhi Dukun Sakti

Bacaan Seks Ngentot Sehabis senang bermain di punggungnya, kembali A-mei ditelentangkan. Ke-2 kaki A-mei dibukanya lebar-lebar. Lantas kepalanya menyelusup antara ke-2 paha mulus A-mei. Dijilatinya vagina perawan A-mei yang kemerahan tersebut. Dan sehabis itu diemut-emut dan dihisap-hisap vagina perawan tersebut. Lidahnya terlihat demikian gesit menari-nari di lebih kurang daerah terlarang punya dara muda itu . Maka tanpa dihindari vaginanya jadi basah dibikinnya, membuat A-mei mendesah-desah karena kepuasan yang dirasanya tersebut.

“Nach, sekarang kalian coba pegang dengan tangan kamu, Nik”, kata Mbah Sukro memerintah A-mei menggenggam tangkai kontolnya. Yang selekasnya dibuatnya tanpa protes.
“Kece, nach sekarang kalian coba kocok perlahan-lahan.”
“Ya, kece demikian. Lakukan terus, jangan stop dahulu,” kata Mbah Sukro nikmati kontol hitamnya dikocak oleh tangan lembut punya gadis putih mulus tersebut. Sementara ke-2 tangannya memegang-megang payudara cewek tersebut. Ke-2 putingnya terlihat semakin mengeras dan memanjang . Maka membuat Mbah Sukro meraba-raba puting fresh kemerahan punya dara perawan itu dengan ke-2 bunda jarinya yang hitam. Terlihat dia benar-benar bergairah dengan ke-2 payudara A-mei hingga-sampai dia menciuminya dengan liar. Dijulurkannya lidahnya ke sana kesini di dada dara ini. Terutama di ke-2 putingnya karena dia mengetahui jika sisi ini adalah sisi peka buat cewek ini.

Lantas ditelentangkannya A-mei dan ditindihnya dara yang putih mulus itu dengan badannya yang hitam dan kulitnya sudah kerutan. Diciuminya bibir dan leher dara itu dengan penuh gairah. Dadanya yang hitam dan kerutanan melekat di payudara cewek muda tersebut. Walau umurnya sudah tua, tapi dia terlihat masih tetap gagah saja. Tangkai kontolnya masih tetap mengeras secara gagahnya melekat di dekat vagina cewek tersebut.

Sehabis senang menciumi A-mei, sekarang ini waktunya dia nikmati ‘hadiah utamanya’. Dia buka ke-2 paha A-mei lebar-lebar. Sementara tangkai kontolnya yang hitam dan berurat itu menegang dengan keras. Didekatkannya kepala penisnya yang jadi membesar itu di depan lubang vagina perawan itu, yang waktu itu terlihat pasrah dan tanpa perlawanan sama sekalipun. Lantas selekasnya didorongnya badannya di depan, dan, ugh dinding vagina perawan itu ternyata mampu meredam daya pergerakan benda tumpul tersebut.
Mbah Sukro mencoba kembali lebih berkekuatan, dan pada akhirnya,
“Cleeeep”,
kepala penisnya pada akhirnya sukses masuk ke badan dara yang sekarang ini sudah jadi tidak perawan kembali tersebut.
“Aaahhhhhh”, saat itu juga A-mei menjerit karena rasa ngilu saat kepala penis Mbah Sukro masuk ke badannya.
Lantas didorongnya badannya menjadi semua penisnya tenggelam masuk ke badan gadis yang sekarang ini tentunya sudah bukan gadis kembali tersebut.
“AAAhhhhhh,” A-mei menjerit lagi rasakan perih di vaginanya.

Tapi Mbah Sukro tidak memedulikan jeritan gadis tersebut. Pemikirannya sudah disanggupi gairah ingin nikmati badan gadis muda itu saat lagi dan seoptimal mungkin. Selekasnya dimaju-mundurkan penisnya pada tubuh gadis itu, nikmati rapatnya gesekan vaginanya.

“Ahhhh, aaahhhh, aaahhhhhh, aaahhhhhh,” A-mei mendesah-desah dibikinnya. Rasa perih dan ngilu yang sebelumnya dirasanya sekarang ini jadi bersatu dengan rasa sedap yang tidak terpikirkan sebelumnya. Rasa perih-perih sedap itu membuatnya tidak memedulikan apapun kembali dan tidak dapat dihindari kembali membuatnya mendesah-desah dan merintih-rintih tidak keruan. Dia tidak memedulikan kembali jika pria yang nikmati badannya itu sudah uzur dan kerutanan. Sementara rasa ngilu dan perih itu setahap lenyap, menjadi sekarang ini tinggal rasa nikmatnya saja. Membuatnya semakin lupa diri akan tata krama sebagai seorang gadis muda yang wajib jaga kehormatan dianya.

Sementara Mbah Sukro semakin semangat meniduri cewek muda putri client-nya tersebut. Kapan kembali saya dapat nikmati badan cewek muda elok dan seksi seperti begini, pikirnya. Dan masih tetap perawan kembali. Di dusun tidak ada cewek yang seperti begini. Biarkanlah kesaktianku lenyap satu hari tidak masalah. Walau sudah tua, tetapi dia masih tetap kuat untuk mengocak gadis muda tersebut. Penisnya secara gagahnya mengobrak-abrik vagina cewek tersebut. Membuat A-mei sangat tidak berdaya dan cuma dapat mendesah-desah nikmati apa yang dibuat pria tua itu pada dianya.

Mbah Sukro terus meniduri A-mei dengan menindihnya. Sementara kontolnya terus mengocak-ngocok vagina gadis itu, mulutnya asyik mengulum dan mengisap-hisap payudara cewek tersebut. Mbah Sukro yang umum mengemut rokok kretek sekarang ini mendapatkan rezeki nomplok dapat mengemut susunya A-mei.
Terlihat kontras sekali panorama tersebut. Badan pria kurus yang hitam dan kerutan itu menindih badan gadis muda yang putih mulus. Dan kontolnya yang hitam menembusi ke badan gadis tersebut.

Lantas Mbah Sukro meniduri A-mei dalam posisi doggy model. Walau tua-tua demikian, dengan stylenya seperti koboi dia mampu ‘menunggang’ dan menggoyang-goyang badan A-mei yang kembali lagi cuma dapat menjerit-jerit dan mendesah-desah kenikmatan. Ke-2 payudaranya bergoyang-goyang dibikinnya. Direngkuhnya payudara gadis itu dengan ke-2 tangannya dan diremas-remasnya sekalian terus menggoyang badan gadis muda tersebut. Dalam pada itu, dipacunya terus A-mei dengan kontolnya.

Dia menukar posisi. Ditempatkannya ke-2 kaki A-mei di bahunya, lantas ditempatkannya penisnya ke vagina cewek itu dan dikocaknya. Dipandanginya ke-2 payudara A-mei yang bergerak meng ikuti pergerakan penisnya tersebut. Pada akhirnya A-mei tidak kuat kembali dan dia mendapat orgasmenya. Tersebut orgasmenya yang pertama karena ditiduri dengan seorang lelaki.

Sehabis mengenali A-mei baru alami orgasme, Mbah Sukro merasa senang . Senang karena dapat nikmati kemulusan dan keperawanannya dan senang dapat membuat gadis muda 17 tahun alami orgasme. Sesaat sehabis itu, pada akhirnya dia mengalam ejakulasi dengan menumpahkan semua spermanya dalam vagina A-mei.

Sehabis semua spermanya habis, dia mengambil tangkai kontolnya yang barusan ambil korbannya dengan menyetubuhi A-mei, gadis belia tersebut. Dia tersenyum saat melihat ada bintik darah di lebih kurang vagina A-mei. Senang dia dapat mengambil keperawanan gadis muda seperti A-mei ini sekalian membuatnya orgasme.
“Waah, edan kenyataannya kalian benar-benar masih tetap perawan ya, Nik. Tidak menyesal Mbah memberi pelajaran ke gadis elok dan seksi seperti kamu.

“Nach, sekarang kalian sudah tahu khan bagaimana triknya memberikan kepuasan suamimu nantinya. Dan sekarang kalian sudah memahami bagaimana rasanya nikmatnya kawin.”
“Iya Mbah. A-mei tidak sangka kalau rasanya ini sedap.”
“Saat ini sehabis “pelajaran” kelar, kalian bisa pakai bajumu kembali. Nantinya masuk angin. Sekarang Mbah ingin tidur dahulu ya. Karena “pelajaran ini”, sekarang Mbah menjadi lelah sekali.”
“Iya Mbah, A-mei lelah sekali. OK, sampai bertemu esok pagi Mbah.”
“Baik. Selamat malam.”

Malam itu Mbah Sukro kehilangan kesaktiannya dan dengan fisik cape sekali. Tapi dia merasakan aman karena terlindung oleh jimatnya. Sementara hatinya senang. Karena pada akhirnya dia sukses ambil “tersisa bayarannya” dengan menyetubuhi dan nikmati kehangatan A-mei di tempat tidur sekalian membalasnya sakit hatinya pada Pak Wijaya. Sementara A-mei juga tidur dengan senang karena dia merasa mendapatkan “pendidikan” yang bernilai dari Mbah Sukro sekalian rasakan kepuasan yang tidak sebelumnya sempat dirasa sebelumnya. Sementara Pak Wijaya yang sudah tertidur nyenyak benar-benar tidak paham akan peristiwa yang terjadi malam tersebut.
Esok harinya, seperti yang diperkirakan awalnya, sehabis sepanjang hari istirahat keseluruhan, Mbah Sukro tinggalkan rumah itu sehabis matahari tenggelam. Dia datang di tempat tinggalnya saat hari mendekati subuh.

Semenjak tinggalkan rumah itu, dia rasakan sisi ulu hatinya cukup ngilu. Tapi dia tidak begitu menggubrisnya. Tetapi begitu terkejutnya saat esok harinya, rasa ngilu itu bukanlah lenyap justru semakin. Dan malamnya, ulu hatinya seperti ditusuk-tusuk. Benar-benar dia tidak memahami bagaimana ini dapat terjadi, karena kesaktiannya sebenarnya sudah sembuh. Apa sekarang ini sudah ada dukun yang lain lebih sakti yang menjahili dianya? Dia repot pikirkan siapa orang yang berani menjahili dianya. Sementara itu rasa sakitnya terus semakin menjadi. Sampai pada akhirnya dia sangat tidak kuat .

Dan tempo hari hari selanjutnya, ada informasi ramai, yakni Mbah Sukro, dukun sakti yang tidak ada saingannya, yang dihormati teman atau musuh, dengan tidak diduga wafat tanpa diketahui langkah tentu pemicunya. Faktor ini benar-benar mengagetkan terutama untuk dukun-dukun yang saat lagi ini jadi rivalnya. Karena susungguhnya tidak ada seorang juga yang berani menjahilinya.

Lantas apa pemicu meninggalnya? Kenyataannya meninggalnya bukan karena oleh beberapa kompetitornya. Dia lupa jika dia sudah aktifkan jimat perlindungan yang akan serang kembali siapa saja yang mengusik yang tinggal di rumah tersebut. Dengan menipu gadis polos seperti A-mei apalagi sampai mengambil langkah terlampau jauh dengan mengambil kegadisannya, dia sudah dengan fatal mengusik yang tinggal di rumah itu . Maka jimatnya sekarang ini bekerja serang dirinya. Oleh karena pemikirannya terus-terusan terpusat untuk mencegah kemungkinan gempuran dari faksi luar dan tinggi hatisi dianya yang merasa jadi orang sakti tidak ada saingan dan ditambahkan pemikirannya yang disanggupi gairah birahi, malam itu dia benar-benar lupakan kemungkinan serbuan balik dari jimat yang terpasangnya sendiri.

Tapi semua sudah terlambat. Dia tidak dapat mencegah gempuran jimat itu karena sumber kemampuannya asal dari dianya. Terus dia kerahkan tenaganya untuk meredam gempuran, terus kuat gempuran jimat itu pada dianya. Sementara, sehabis disembahyangi saat lagi 8 hari, kemampuan jimat itu tidak dapat diurungkan saat sebelum kemampuannya akan turun sendirinya sehabis beragam tahun.

Jadi sekarang ini terbuktilah jika jimat yang terpasang di dalam rumah itu sangat hebat. Tapi tragisnya, malah pemasangnyalah sebagai korban pertama dan salah satu dari jimat itu.
Demikian hidup Mbah Sukro yang kelar ironis. Orang sakti yang tak pernah kalah dan tidak ada orang yang lain mampu menaklukkannya, pada akhirannya jatuh karena kekeliruan dirinya dan wafat karena kesaktiannya sendiri. Dan itu akhir lembar hidupnya.

Sementara, ini adalah awalnya lembar kehidupan baru untuk A-mei. Dia benar-benar tidak dipengaruhi alias tahu menahu akan dunia goib yang terjadi di lebih kurang dianya. Tetapi yang terang, peristiwa malam itu benar-benar sudah mengubah hidupnya. Dari sebelumnya gadis yang polos dan polos, sekarang ini dia jadi benar-benar haus untuk mendapat pengalaman baru yang menggelorakan hati itu, kembali, kembali, dan .